Rabu, 09 Agustus 2017

Mencari Serpihan Semangat di Sebagian Asia (Bag. 3)

Hari 3 ( 13 Juli 2017)

Siem Reap, Cambodia :


Sekitar pukul 5:30 sore kami pun sampai di Cabang VB Siem Reap. Ada catatan lagi nih, saat kami turun sudah ada yang menunggu kami dengan memajang nama salah satu dr kami padahal kami tidak merasa memesan apapun, hotel pun tidak kami minta untuk menjemput. Orang ini mengaku akan mengantar kami ke hotel gratis tetapi dengan catatan kami harus menyewa mobilnya untuk perjalan kami keesokan harinya. Ternyata orang itu mendapatkan data kami dari oknum VB. Tentu saja kami sepakat menolak tawarannya karena kami sudah memesan jasa Pak Usman beserta adiknya Pak Syukri untuk minta tolong jemput dan besok diantar ke Angkor Wat. Biaya sewa 24 jam /tuk-tuk adalah 20 USD. Kemudian beliau berdua ini muslim dan tau betul bahwa kami ingin dibawa langsung ke tempat makanan halal dan masjid. Alhamdulillah kita langsung berangkat deh. 

Tuk-tuk di Siem Reap

Ternyata posisi hotel kami (10 menit jalan kaki) ini dekat dengan Masjid, kampung muslim dan tempat makan halal. Oiya nama Resto tempat kami makan adalah The Siem Reap Backpacker, jika kamu memesan 1 masakan maka akan gratis 1 porsi nasi. Jadi deh kami makan prasmanan dengan 4 USD/Orang. Setelah makan dan sholat, kami pun langsung diantar ke hotel. 

Buku Menu (Masakan Melayu)

Hotel pertama yang kami inapi (selama ini tidur di jalan) adalah Sok San Street Boutique (Sudah dipesan seminggu sebelum hari H juga). Rata2 harga menginap per orang adalah 85.000 IDR (ada yang sekamar ber 2/ber 3 tidak termasuk sarapan). Seteah bersih-bersih lanjut mengarungi Pub Street sekitaran hotel. Berbagai jenis makanan, minuman, dan perlengkapan dijual di sini, harganya juga beragam. Oiya untuk jalan-jalan ke Pub Street saya g ikutan, haha kondisi badan yang tidak memungkin (tumbang karena demam). Ada catatan lagi nih untuk perjalanan yang menguras tenaga, pikiran serta jangka waktu yang lama begini, apalagi makanan halal masih jarang, kalian harus menjaga kondisi tubuh kalian (bisa dengan VitC) dan membawa obat2an yang cukup.

Tempat Tidur 

Kipas (Tapi ada AC juga) 

Tv 

Kamar mandi 

Ada Kimono 

Kulkas dan fasilitas lainnya

Sesuai dengan rencana, kami memutuskan untuk megunjungi Angkor Wat yaitu situs warisan dunia dengan kemegahan dan keeksotikannya. Angkor Wat sebuah kuil yang berada di Angkor, Kamboja, dibangun sejak pertengahan abad ke-12 oleh Raja Suryavarman II masih berdiri kokoh hingga kini. Bangunan terdiri dari lima menara tinggi menjulang dengan candi-candi kecil di sekitarnya.
Sebelum Subuh kami sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi. HTM ke kawasana Angkor Wat ini adalah 37 USD untuk 1 hari. AW beroperasi dari pukul 5.00-17.30. Sebenarnya banyak candi yang bisa dikunjungi tetapi karena terbatasnya waktu yang kami miliki, maka kami hanya mengunjungi 3 candi utama di sini yaitu Angkor Wat, Ta Phrom, dan Bayon.

Menunggu Sunrise di tempat duduk sebrang AW Temple 1

 AW Temple 

 Ta Phrom Temple 1

Ta Phrom Temple 2 

Ta Phrom Temple 3

Ta Phrom Temple 4

Bayon Temple 

Genangan air yang mengelilingi Temple

Sekitar jam 11.00 kami kembali ke hotel, bersih-bersih kemudian bersiap check out. Setelah siap, jam 12.00 kita check out. Kemudian dilanjutkan ke Masjid untuk melaksanakan sholat jumat bagi yang laki-laki serta makan siang. Setelah makan dan sholat sebagian dari kami mencari tiket angkutan sore untuk berangkat ke Bangkok. Sebenarnya agak mepet waktunya karena saat itu jam sudah menunjukkan waktu 14.00 karena waktu yang dibutuhkan dari Sok San Street ke Border adalah sekitar 3 jam-an kalo tidak ada hambatan sedangkan border Cambodia-Thailand tutup jam 17.30. Mepet kan. Walhasil karena kita harus berangkat sore itu juga maka kami memutuskan untuk menyewa private Van, dan tentunya harganya tidak murah yaitu 30 USD / orang untuk rute Siem Reap-Bangkok.
Sesampai di Poipet kami akan diantar oleh petugas dari travelnya untuk ke border. Si petugas ini bilang kalo mau cepat masuk imigrasi tim kami harus membayar 1000 THB jika ingin diuruskan oleh si petugas (hati-hati scam). Tapi tentu saja kami menolak. Alhamdulillah Pas.... Sampai di Border 17.30, ternyata masih buka. Border ini ternyata g Gratis (karena kami juga cepat dan sudah mepet bgt waktu tutup) jadi mesti bayar 100 THB buat lewat, hix korup euy. Padahal ketika kami memesan Private Van, Si petugas travel memberikan janji bahwa tidak akan ada biaya tambahan apapun saat di imigrasi. Ya sebenarnya jika kami memiliki waktu yang cukup mungkin kami akan cuek saja jika dimintai uang. Setelah melewati border (Poipet) Cambodia – Thailand, kami harus berjalan kaki melewati jalan menuju Border untuk masuk Thailand, yang menurut saya kumuh tetapi di sini ada kasino nya, wkwk. Hati-hati dengan pengemis di sini, mereka tidak segan langsung menjamah kantong kresek yang kalian bawa. 

Gerbang Masuk Thailand

Pukul 18.00 sampai di Aranyaphrathet, Masuk dan keluar border bebas hambatan. Kami pun menuju Full Van berikutnya yang akan membawa kami ke Bangkok. Hingga 1,5 jam menunggu, Van nya pun tak kunjung datang, akhirnya kami memutuskan bertanya dan sedikit mendesak si petugas, ternyata van untuk kami sudah tidak ada (Parah) dikarenakan seua sudah berangkat. Akhirnya setelah didesak si petugas bilang akan menyewakan  Van dari peruahaan lain tetapi kami harus naik tuk-tuk lagi ke terminal lainnya dengan biaya kami sendiri. Wah kami pikir ini Scam lagi, karena selain kami terbengkalai, ternyata Van dari perusahaan yang lain ini tidak bersedia mengantarkan kami ke hotel tujuan dengan berbagai alasan. Jadi berlipat-lipatlah pengeluaran kami, karena saat tiba di Bangkok waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 larut malam kami pun memesan Grab Car. Untuk ke Khaosan Road kami mesti merogoh kocek 48 THB/ orang. Sekitar 40 menit perjalanan kami pun sampai di Khaosan Road dan Wow kami datang di waktu yang bertepatan dengan Jam nya mereka Party... jadi deh kita berpas2an dengan orang2 mabuk dan joget2 serta musik yang berdentum. Hotel kami posisinya strategis untuk ditempati (karena masuk gang jadi aman dari polusi suara) tetapi berdampak sulit ditemukan. Haha. Tapi Alhamdulillah setelah mencari tak begitu lama kami pun menemukannya setelah bertanya ke beberapa orang.
Kami sudah memesan hotel (Kawin Place Hotel/ Vibe Hotel) di Khaosan Road, Bangkok seharga 70.500 IDR/ orang saat kami masih di Siem Reap. Saatnya Check in. Hmm ternyata yang jaga seorang 'Mbak-mbak', agak jutek sih mukanya tapi baik kok. Wkwk. Hotel kali ini minimalis banget, sharing kamar mandi dan toilet soalnya tapi tetap pakai AC. Kemudian kami pun bersih-bersih dan lanjut istirahat.

Bersambung....

Selasa, 08 Agustus 2017

Mencari Serpihan Semangat di Sebagian Asia (Bag. 2)

Hari 2 ( 12 Juli 2017)


Ho chi minh, Vietnam :

Sampai di bandara Ho Chi Minh sekitaran pukul 10 malam. 
Eits.. masih ada PR yaitu nyari Taxi Vina Sun (Katanya Cuma ada 2 Taxi yang asli dan baik disini, wkwk yaitu Vina Sun dan Mailinh). Taxi nya itu ada 2 Jenis antara Sedan atau Mini bus gitu. 
Hati-hati ya di sini banyak driver yang nawarin harga tinggi. Saat itu kami juga dideketin sama driver yang ngakunya driver Vina Sun sambil nunjukin ID Driver Vina Sun. Tapi harga yang mereka tawarkan mahal. 
Jadi deh kita coba ngeberhentiin taxi2 yang lalu lalang tuh, tapi g ada yang berenti. Haha. Jadi penasaran, nih kayaknya ada full nya deh. 
Ternyata dari pintu keluar Bandara itu belok kiri, ikutin jalan ntar agak jauh ketemu tuh barisan taxi argo Vina Sun (Asli). Ngobrol sama petugas land dan drivernya kalo mau ke Futa Line Bus. Katanya iya aja, disuruh naik (Kirain si Driver udah ngerti). Jadi deh karena kita ber8 kita bagi 2 mobil lagi.

Taxi Sedan Vina Sun

Perjalanan pasrah dimulai....wkwk karena waktu yang dihabiskan buat nyari, nawar, njelasin ke driver, itu mengakibatkan waktu jadi menunjukkan jam 10.55 an malam (Padahal Bus Futa Line (130.000 VND) yang kita pesan dari Saigon-Mui ne adalah 11.30 malam, eaaa, belajar dari Gmaps jarak Bandara-Full Bus itu Cuma 17Km jadi kami kira 11.30 malam cukup lah). Mefet banget. Belum lagi Group 1 (Saya disini) Nyasar..... malah jalan2 di kota Saigon nya, wkwk. 
Harga kisaran argonya (kalo g pake nyasar) 200.000an VND. 
Group 2 aman, bayarnya bener datengnya juga Pas jadi mereka berangkat duluan dan aman. Group 1? Wassalam udah bayar 2 kali lipat ditambah Telat... Kita nyampe di terminalnya itu Jam 12.00 malem lewat banyak...Fyuh Alhamdulillah sampai juga.
Keseruannya g berhenti sampai situ, karena kita telat (banget) jadi bus yang ke Mui Ne sudah tak ada lagi jadi deh kita minta tolong si mbak2 loket nya buat ngasih kita kesempatan naik bus untuk ke Mui Ne. Ternyata masih ada 1 Bus lagi (Kisaran jam segitu yang langsung berangkat) tapi bukan menuju ke Mui Ne langsung, tapi (berdasarkan yang saya tangkap saat melakukan pembicaraan dengan mbak2 loket lewat telepon) kami akan ditumpangkan ke bus berikutnya untuk meuju ke Mui Ne. OK GPL kita langsung Yes buat naik bus itu. Sampai di sini masih aman perasaan. 
Mulai g enak itu ketika tiba-tiba disuruh bangun oleh kernet bus nya dan disuruh turun, udah sampai katanya gitu. Masih setengah sadar turun deh kita. Ternyata kita diturunin di full Bus Futa (Bangunannya dikunci), tapi g tau daerah mana, gelap, sepi, sunyi, tapi tak sendiri, haha. Mulai deh bingung.
Bayangkan...Pulsa telpon, kuota internet, kita g punya semuaaaa....Iyaaaaa (harusnya Tidaaaak), hehe. Yaudah deh kita jalan dulu ke arah toko yang jual makanan. Nanya ke Mbak2 yang jual eh doi g ngerti bahasa Inggris, yaudah deh kita lanjut ke toko berikutnya. Nah di toko yang jual sembako ini orang nya lebih welcome jadi walaupun mereka ( ada 2 Orang (ibu dan bapak) ) g ngerti bahasa Inggris tp mereka masih mau mencoba untuk mengerti dengan naggepin kita. Kita bilang aja mau ke Mui Ne (Saat seperti ini kalo kamu pakai bahasa indonesia juga gpp, wkwk toh mereka juga g ngerti semua kecuali bahasa sana). Setelah mereka nangkep maksud kita (katanya sekitar 2KM lagi), si ibu2 yang jual bilang katanya mau nganterin kita ke Mui Ne naik motor bolak balik Bonceng 3 (Cenglu Bro,,,wkwk). Dan ternyata setelah sampai di lokasi.... Kita bukan dianterin ke Mui Ne melainkan Ke Lotte Mart. Wkwkwk (Lelah?? Iya,,,tapi kita Cuma bisa senyum2 sendiri gitu karena berasa gagal aja udah ngobrol panjang lebar sama ibu nya tadi tetep aja salah tangkep). Seru yak. Haha. Lanjut...
Sampai di Lotte Mart ternyata ada Wifi yang bisa dipakai (Alhamdulillah, ada kebaikan dibalik itu). Kemudian ada Taxi yang berjejer di sana juga. Gmap nyari jarak ke Mui Ne berapa. Trus nanya2 driver taxi harga dasar per KM berapa. Kita kaliin tuh. Argonya di 205.000 VND sampai di Full Bus Futa Line cabang Mui Ne nya. Alhamdulillah udah bisa sampai sini. Tapi yang rencananya kita mau lihat Sun Rise di White Sand Dunes jadinya Wassalam gitu deh, hari udah terang, wkwkwk. Itu sekitar jam 6 pagi.

Tugas selanjutnya adalah nyari Jeep untuk ke tempat2 wisata di Mui Ne. Harga Standard untuk sewa satu jeep yang bisa diisi 4 orang adalah 500.000 VND (kalo bisa lebih murah ebih baik), tapi karena kita g punya waktu banyak buat tawar menawar jadi deh harga terakhir jatuh di angka 680.000 VND (mahal... untung bagi 4, hehe). Durasi sewa nya adalah 6 jam ( Kita mulai dari 6.30-13.00). Jadi di Mui Ne yang biasa dikunjungi adalah White Sand Dunes, Red San Dunes, Fairy Stream, dan, Fishing Village. 
Sebenernya g pakai Jeep juga gpp untuk ke White Sand Dunes itu, soalnya jeep yang kita sewa tidak boleh masuk langsung ke tempat padang pasirnya, tetapi harus berganti dengan jeep khusus dari pihak pengelola untuk menyusuri padang pasir itu. Hehe (karena g tau ya sudahlah hitung2 sekali2 naik jeep nya).

White Sand Dunes 1

White Sand Dunes 2

White Sand Dunes 3

Di depan pintu masuk White Sand Dunes

Sedangkan saat ke Red Sand Dunes malah tidak ada kendaraan yang boleh mendaki, jadi hanya dengan berjalan kaki dan Seluncuran (kalo meraka bilang “Slaido”) Harga sewa 1 sluncuran beserta panduan dari si mbak2 slaido nya sepuasnya untuk 4 orang adalah 25.000 VND. 

Slaidooooo

Kalo Fairy Stream itu sebenernya sederhana Cuma ada sedikit adventure aja soalnya disarankan g pake alas kaki. Lumayan seru. 

Pola di perbukitan pasir yang terbentuk akibat aliran air

Ini Stream nya


Sedangkan untuk Fishing Village hampir sama dengan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Indonesia. Kita Makan siangnya apa?? Tentu, Mie Gelas Renteng,,hehe.

Fishing Village

Tempat Jemur Ikan

Jam 1.30 siang Kita berangkat menaiki Bus Futa (Ini baru bener waktunya, hehe). Alhamdulillah. Sebenernya sepanjang perjalanan di Mui Ne ini kita kepikiran Group 2 (Karena g bisa nghubungin satu sama lain) pakah mereka jadi ke Mui Ne atau tidak. Karena di Full Bus Mui Ne pun mereka tidak ada, padahal kita pesan bus berbarengan di jadwal yang sama. Kita pikir ya sudahlah nanti kita ceritakan sesampainya di Saigon.
Bus mulai bergerak jalan, sekitar 500 meter kita ngeliat ada segerombol “remaja” bawa carrier jalan kaki ke arah yang berlawanan dengan bus. Kok dari rupa2 nya g asing. Ternyata mereka itu rekan seperjalanan kami yang tlah terpisah berpuluh2 jam yang lalu (haha). Langsung deh kita teriak buat berhentiin bus, kita bilang itu temen kita. Bus pun berhenti, mereka sukses naik. Karena lelah seharian kita memutuskan untuk segera istirahat di sleeper bus ini. Mui Ne-Sai Gon perjalanan normal selama 5 jam.

Maghrib sampai di Saigon, di full Bus Futa Line. Kita nanya deh kalo mau ke Masjid lewat mana dikasih tau sih, cuman yaitu jadi agak ragu kalo yg diarahin itu bener, tapi ya gpp lah dicoba aja. Pas diperjalanan kita nemu bangunan di depan taman simpang 3 Saigon yang menyediakan informasi tentang Saigon, Map Saigon, AC, dan Internet. Alhamdulillah g mesti jalan jauh. Ternyata setelah nanya dimana masjid, mereka menunjukkan melalui peta yang diberikan. Kemudian langsung deh cuss ke masjid, karena sudah lapar dan mau sholat jamak takhir(kalo mau cari makanan halal biasanya mereka ada di sekitaran masjid). 

Masjid Sentral Saigon

Makanan halal di sekitaran masjid harganya setaraf resto. Kita makan 4 menu dan 8 nasi masing-masing orang bayar 50.000 VND. Enaknya di resto ini adalah mereka memfasilitasi pengunjung dengan Wi-Fi, lumayan. 

Salah satu restoran Halal di sekitaran masjid

Jadi teringat saya punya teman, orang asli Vietnam yang dulu pernah kerja bareng di Jakarta. Kenapa g saya hubungi aja. Jadi deh lewat FB kita sepakat untuk bertemu di depan Masjid . Setelah bersih- bersih dan sholat, kami sepakat untuk jalan-jalan sekitar masjid, jadi posisi Masjid Cental Saigon ini sangat dekat dengan beberapa bangunan besejarah nya Vietnam, diantaranya Saigon Central Post Office, Ho Chi Minh City Hall, Saigon Notre-Dame Basilica (Lagi renovasi), dan Ben Thanh Market. 

Central Post Office

Saigon Notre-Dame Basilica

Ben Thanh Market

Karena saya mengundang teman saya jadilah saya berpisah sementara dengan teman2 dari indonesia dan kembali berkumpul di resto halal pukul 10 malam. Ternyata teman saya ini membawa motor, hehe, Alhamdulillah bisa motoran di Saigon.

Motoran di HCM

Selesai jalan-jalan kami pun memesan Grab taxi untuk menuju ke mepo nya bus Virak Buntham pukul 12:30 dini hari. Masjid Central Saigon-Mepo VB memakan waktu sekitar 20 menit. Kita naik Grab Taxi yang muat untuk 8 orang. Dapet Mobinya yang Pajero seharga 250.000 VND. Dan sebagai dramatisasi uang grab ini adalah hasil pengumpulan semua sisa uang ke 8 personil, wkwkwk yang artinya kami udah cekak banget di Saigon. Pemesanan Bus VB ini sudah kami lakukan sekitar 1 Minggu sebelum hari H by website nya langsung. Harganya 17,6 USD jadi seat saat itu masih banyak. Oiya tips nya untuk kenyamanan naik VB adalah pilihlah seat yang bagian atas. Jadi sebenarnya rata-rata Sleeper Bus di sini bukan tipe Bus yang Double Dekker sebenarnya. Jadi Bus Besar biasa tetapi dijadikan 2 tingkat gitu, kebayangkan betapa pendeknya ruangan sleeper bus antara lt 1 dan lt 2. Ya tapi lumayan lah, ternyata VB tak seseram yang diceritakan di blog2 kok. Lumayan nyaman juga. Kalo Futa Bus Line penumpang memiliki tempat masing-masing untuk tidur, kalo VB ini 1 kasur isinya 2 orang tanpa sekat. Hehe. Jadi kalo mau naik Bus ini baiknya anda sudah memiliki pasangan.

Bus Virak Buntham

Lantai 2 tempat tidur VB

Fasilitas VB (Haha tp WiFi nya hoax)

Sampai di Imigrasi subuh (13 Juli 2017), ternyata imigrasinya belum buka, jadi deh nunggu dlu bus nya di depan. Yang mau ke kamar kecil, bisa numpang ke warung2 pinggir, biayanya? 5000 VND, heehe lumayan juga ya. Karena saya lapar, saya memutuskan untuk masak mie gelas renteng nya, hehe. Sebelum keluar warung saya melihat ibunya memiliki stok air panas (warung kopi). Jadi deh setelah naik lagi ke bus, saya pun segera nyiapin mie gelasnya (bia tinggal siap seduh gitu). Turun Bus lagi trus minta deh air panas (wkwk ini nih seni berkomunikasinya di vietnamsyusyah, si ibu2 nya susah banget ngerti kalo saya mau minta air panas, untung nya dengan berbekal pengalaman di Saigon dan Mui Ne walhasil saya pake cara tunjuk barang langsung). Alhamdulillah diberi air panas Cuma2. Hehe. G kayak di Indonesia kalo minta air panas pasti kena 2.000 IDR. Selesai Makan. Alhamdulillah gerbang imigrasi dibuka. Ciee pengalaman pertama nih melewati imigrasi darat... Vietnam-Kamboja, Kamboja-Vietnam. G ada pertanyaan yang sulit di imigrasi ini. Sebagai catatan kalo mau foto2 lakukan di luar bangunan imigrasi. Kalo mau foto bagian dalam kamu harus memastikan bahwa aksi mu tidak diketahui oleh si petugas iigrasi. Karena kalo kamu ketahaun ngejepret foto, si petugas g sungkan2 buat sedikit mengiterogasi kamu dan menghapus foto2 yg kamu ambil di sana.

Imigrasi Vietnam-Pnom Penh


Perjalanan dari Saigon – Pnom Penh memakan waktu sekitar 12 jam.

Pemandangan Kota Pnom Penh dari dalam Bus

Kami di drop di full bus Futa Pnom Penh kemudian perjalanan ke Siem Reap akan disambung menggunakan mini bus sejenis HIACE (Yeeee naik mobil yang kalo di Indo Cuma bisa dipandang doang). Karena masih ada waktu menunggu pergantian sekitar 2 jam maka kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk cari makan dan minum (disinilah permulaan menggunakan USD) serta ke kamar kecil, hehe. 
Info lagi nih sebenarnya di Kamboja itu menggunakan Mata uang Riel tetapi di sini juga menerima USD. 
Lokasi Full bus nya tepat bersampingan dengan mini market dan cafe. Tepat pukul 2:00 siang kami pun sudah siap di dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Siem Reap. Di perjalanan ada 1 kali kesempatan mobil berhenti di rumah makan, ini digunakan untuk penumpang yang ingin ke kamar kecil. Ternyata dibagian belakang rumah makan ini ada banyak saung untuk pelanggan menikmati makanan. Pemandangannya bagus, karena sawungnya berada di atas air. Kemudian kami pun melanjutkan perjalanan. 

Saung 1 

Saung 2 

Saung 3

Total Pengeluaran (Hari 2) : 482.000 MYR ( 0,584 IDR/ 1 VND) + 17,6 USD (13.400 IDR/ 1 USD)= 515.310 IDR

Next Pnom Penh - Siem Reap...

Mencari Serpihan Semangat di Sebagian Asia (Bag. 1)

Mepo di Kuala Lumpur (Wajah Baru menjadi Teman Baru)

Semoga perjalanan 9 hari ini lancar. Doaku saat itu.

Ya, berbekal niat untuk memanfaatkan tiket free seat dari maskapai AA tahun 2016  yaitu Palembang - Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Surabaya (Total 250.000 IDR) untuk tanggal 11 Juli 2017 hingga 19 Juli 2017. Maka dibuatlah itinerary perjalanan ke beberapa negara ASEAN untuk mewarnai perjalanan 9 hari itu.

Berharap tanggal yang sudah dipilih ini akan menjadi liburan panjang yang membahagiakan. Heh. Secara ini tanggalnya cantik, bisa disekaligusin sama libur lebaran ambil cuti nya. Dan iya ternyata saya punya Bos yang baik banget. Jadilah cuti di approve tanpa halang rintang.

Sekitar enam bulan-an saya sudah mulai searching di google, melalui buanyak blog dan sumber lainnya (mendadak rajin membaca) saya mendapat beberapa tips and tricks serta tujuan ok untuk mengarungi beberapa negara dalam 9 hari tersebut.

Setelah menuliskan beberapa tujuan dan beberapa tips nya di buku (saya nobatkan menjadi primbon ketika perjalanan dimulai). Setelah itinerary bayangan/kasar jadi saya coba posting di Web BPI dan Kaskus. Saya pikir untuk share cost perdana saya di luar negri (Go International ciee) mesti nih pake sharing cost and sharing risk, secara masih baru banget jadi butuh masukan, tukar pikiran dan sharing cost dari beberapa orang yang bakal ikutan di perjalanan kali ini.

Berbagai rencana sempat digonta ganti di itinerary yang sudah saya susun. Sempat juga dapat kritik dan saran atas itinerary yang sudah saya buat. Hehe. Itinerary sengaja saya buat puaadet banget biar banyak plan A dan plan B nya kalo yang ini g bisa, yang lain bisa jadi pilihan. Perkara di lapangan mana yang akan dijalani biar Allah yang tunjukan. Hehe.
Biar enak nyusun Itin nya selain pake tools Google Search biasa, saya juga pakai Google Maps nya, biar bisa memperkirakan waktu perjalanannya.

Jadilah kita ber-8 orang jalan bareng.

Ok langsung aja nih :

Hari 1 ( 11 Juli 2017) 

Kuala Lumpur, Malaysia :

Sebelum berangkat ke Kuala Lumpur (perjalanan naik pesawat dari Palembang - Kuala Lumpur). ternyata saya g sengaja ketemu sama backpacker jg asal Palembang, hehe tapi kita beda waktu dan tujuan. Dia mau stay di KL dulu semalem trus cus ke Bangkok 5 hari. Trus Sekitar jam 11-an sampai KLIA2.

Karena yang datang duluan untuk hari ini di bandara KLIA2 adalah saya, jadi deh saya melipir dulu di tempat perisitirahatan penumpang, lokasinya ada di luar pintu imigrasi, di sebelah kiri. Ada beberapa penumpang yang tidur di sana juga.

Tempat menunggu di luar imigrasi

Sekitar jam 12an Kloter ke 2 datang, yaitu 3 orang yang berangkat dari Jakarta, disusul Kloter ke 3 yang dari Bandung, 1 orang. Jadi kita ngumpul ber 6 orang.
Sebenernya sudah ada yang sampai duluan ke KL dari kemarin, ada 3 Orang, tapi berhubung mereka ng-pos nya di luar KLIA jadi deh kita jalan dulu g bareng mereka.

Lapar dan waktu sholat sudah menanti, untung udah ada yang pernah ke KL Sentral, jd  kita nyari bus buat kesana, itung2 menunaikan ibadah sholat dan makan siang di sana.
Untuk menuju ke loket nya Bus ke KL Sentral jangan sungkan nanya petugas di sana. Lokasinya ada di bawah. Harga Bus KLIA2- KL Sentral adalah 11 MYR (Sekali Jalan).

Loket pembelian Tiket Bus KL Sentral di KLIA 2

Tiket (Tempat duduk bebas)

Pemandangan sekitaran KL Sentral

Sampai di KL Sentral langsung tuh kita ke super market yang ada mini food court nya gitu. Sebagian dari kita memutuskan untuk makan prasmanan (Pilih beberapa menu trus tar bisa saling icip2 menu makanan temen yang lain. Haha prasmanan kecil2an). Per orang ng-bayar 8 MYR.
Udah makan, kalo g minum itu rasanya agak seret. Jadilah kita beli air mineral botolan yang 600ml harganya 0,7 MYR.
Kayaknya ada yang kurang kalo ke KL Sentral aja, jadi deh karena pas perjalanan masuk ke KL Sentral kita liat kayak ada banyak toko-toko India jadi mikir apa ini yang namanya Little India. Eh ternyata bener, jadi deh kita kesana sebentar (karena kita bawa carrier jadi tenaga cepat terkuras).

Kawasan Little India

Sudah waktunya balik lagi ke KLIA2 nih buat penerbangan selanjutnya ke Vietnam (Ho Chi Minh City).

Cuzzz.... Kita naik Bus lagi kesana.
Sampai di KLIA2 ternyata loket imgrasi nya sudah antri panjaaang....
Akhirnya kita bagi 2 group antri nya, sedangkan group yang sudah duluan dr kemarin sampai di KL sudah masuk diruang tunggu semua.  
Sebaiknya kalo mau ambil antrian ada baiknya observasi dulu ke loket depan apakah setiap loket yang kamu antriin itu ada petugasnya atau nggak, karena kami tidak melakukan ini jadi deh group 1 (Saya ada diantrian ini) antri di bagian loket yang petugasnya lg istirahat walhasil antrian kami digabung dengan loket disebelahnya, jadi double antri gitu. Sedangkan Group 2 lancar jaya.
Sempat beberapa kali pengen pindah ikut yang group 2 (Sudah cemas soalnya waktu boardingnya mepet) tp pas liat kebelakang ternyata ada orang yg boardingnya malah lebih dlu dari kami. Kasian, jadi mikir lagi kalo kami gabung dengan group 2 bayangkan persaan orang yang antriannya kami potong. G jadi deh kalo gt. Jadi banyak-banyak berdoa pas antri. 
Disarankan sudah ada di bandara itu 3 jam sebelum boarding buat cari aman kalau2 loket imigrasinya antri panjang.
Setelah selesai urusan di imigrasi kami langsung masuk buat boarding.

Total Pengeluaran (Hari 1) : 30,7 MYR ( 3.110 IDR/ 1 MYR) = 95.400 IDR

Next kami pun terbang ke Vietnam... hehe